Eka Putra Zakran, SH., MH.
Medan, NET24JAM.ID – Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbud-Ristek) Nadiem Karim kembali menjadi sorotan publik.
Dikatakan demikian, rencana Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud-Ristek) RI yang akan merenovasi ruangan Menteri dan Staf Khusus Menteri dengan anggaran memakai sejumlah Rp6,5 Milyar, mendapat sorotan dari Pengamat Hukum dan Sosial Sumatera Utara (Sumut) Eka Putra Zakran, SH., MH.
Pria yang akrab disapa Epza tersebut, menilai bahwa Menteri Nadiem Makarim tidak peka terhadap kesulitan yang dihadapi organisasi dan lembaga penyelenggara pendidikan selama masa pandemi Covid-19 ini.
“Kita paham bahwa Kemendikbud-Ristek memang telah menyiapkan anggaran Rp6,5 Milyar untuk renovasi ruangan Menteri dan Staf Menteri berdasarkan Perpres No. 2 Tahun 2021, akan tetapi untuk masa pandemi saat ini, renovasi itu tidak perlu dilakukan,” jelas Epza, Sabtu (11/9/2021).
“Memangnya ruangan sekelas Menteri Pendidikan itu ada atap atau asbesnya yang bocor? Jawab tentu tidak kan? Saya berkeyakinan bahwa ruangan Menteri Nadiem tersebut, sejuk dan empuk. Jadi kenapa bernafsu sekali ingin merenovasi ruangan, sementara banyak persoalan lain yang semestinya mendapat perhatian,” ujarnya lagi.
Menurut Epza, semestinya Nadiem peka terhadap kesulitan masyarakat, bukan menunjukkan euforia membangun. Membangun kapan pun bisa, tapi setidaknya jangan pada saat pandemi seperti ini.
“Ayo bantu dong kesulitan masyarakat. Masyarakat selama pandemi ini pasti merasa sulit, stres dan pusing, anak didik tidak belajar tatap muka, tapi uang sekolah dan buku kan tetap harus dibayar. Kalaupun ada Bantuan Operasional Sekolah (BOS) tentu itu saja tidak cukup,” tuturnya.
Epza berharap sebaiknya anggaran Rp6,5 Milyar itu lebih diprioritaskan untuk keperluan-keperluan yang mendasar, urgensial dan/substansial. Atau setidak-tidaknya diprioritaskan untuk menambah dana bantuan operasional sekolah. Dari pada untuk renovasi, lebih baik untuk tambahan dana BOS.
“Katanya Nadiem ini Menteri kabinet dari kaum milenial, tapi kenapa tidak peka? Harusnya lebih bijak, lebih cerdas dan peka terhadap masalah rakyat,” ketusnya.
“Kalau masih berkutat pada persoalan merenovasi ruangan agar lebih dingin, lebih sejuk atau lebih empuk apanya yang milenial. Malah yang ada terkesan euforia atas jabatannya dan itu justru kelihatan sangat tidak berbudaya. Jika tak mampu memberi solusi, setidaknya jangan menambah penderitaan rakyat,” tegas Epza mengakhiri keterangan persnya.
(Ridwan)