Jalan Nasional Amblas, Jalur Tabagsel Menuju Medan Terancam Putus

net24jam
24 Sep 2025 18:41
DAERAH KABAR 0 166
5 menit membaca

NET24JAM.ID || Tapanuli Selatan.- Jalan nasional di kawasan Dusun Pengkolan, Desa Luat Lombang, Kecamatan Sipirok, Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel), amblas sepanjang 20 meter pada Rabu (24/9/2025). Kondisi ini mengancam terputusnya jalur utama penghubung Tabagsel dengan Medan.

Bupati Tapsel, H. Gus Irawan Pasaribu, langsung meninjau lokasi sesaat setelah tiba dari Jakarta. Ia menegaskan pentingnya perhatian pemerintah pusat terhadap kondisi infrastruktur di Tapanuli Bagian Selatan (Tabagsel).

“Saya khawatir betul akses bisa putus total. Ini satu-satunya konektivitas utama Tabagsel. Kalau terputus, jalur kendaraan dari Padangsidimpuan atau Madina ke Medan harus memutar lewat Labuhan Batu, tambah lebih 100 kilometer dan 2 jam perjalanan. Dari sisi ekonomi, kerugiannya luar biasa besar,” ujar Gus Irawan.

Sehari sebelum longsor terjadi pada Rabu (23/9/2025) sekira pukul 15.00 WIB, Gus Irawan mengaku telah berkomunikasi dengan Pimpinan Komisi V DPR RI yang membidangi infrastruktur, Andi Iwan Daras (Fraksi Gerindra).

“Saya meminta tolong ke beliau (Andi) untuk menyampaikan ke mitranya di Kementerian PU (Pekerjaan Umum) agar memberi perhatian untuk pemeliharaan jalan-jalan nasional di Tapsel, bahkan di Tapanuli Bagian Selatan (Tabagsel),” ujar Gus Irawan.

Ia juga menyoroti kondisi jalan nasional di Tapsel dan bahkan Tabagsel secara keseluruhan, sudah berbanding jauh dengan Kabupaten tetangga yaitu, Tapanuli Utara (Taput). Artinya, jalan di Tapsel, secara keseluruhan di Tabagsel lebih buruk kondisinya di Tapsel.

“Dan belakangan, beberapa pengamat di Tapsel pernah menyebutkan bahwa, Tabagsel ini seolah dianaktirikan. Nah, tiba-tiba kemarin jam 4 sore atau setelah satu jam kami berbicara, kejadian lagi ada longsor di sini,” jelas Gus Irawan.

Gus Irawan mengakui, Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Sumut, sebenarnya sudah bekerja di kawasan Batu Jomba sejak Agustus 2025 lalu. Namun begitu menurutnya, mitigasi ini juga penting, tak boleh dilupakan. Karena diketahui bersama bahwa, September itu masuk musim penghujan.

“Saya kira, ini menjadi pembelajaran bagi kita. Dan saya minta tolong lagi agar kejadian ini ditangani segera. Saya khawatir betul ini, takutnya (akses jalan) putus total. Sebab ini adalah satu-satunya akses ataupun konektivitas utama untuk Tabagsel,” ungkapnya.

“Kalau (akses) ini terkendala, berarti setiap angkutan (kendaraan) bisa saja misalnya, dari Kota Padangsidimpuan atau Mandailing Natal mau ke Medan, itu harus lewat Labuhan Batu dan jaraknya itu bertambah menjadi lebih 100 Km. Serta, memakan waktu tempuh lebih dari 2 jam. Dari segi ekonomi ini tentu terjadi pemborosan yang luar biasa besar,” tambahnya lagi.

Ia menegaskan, akan berkoordinasi segera dengan pihak-pihak terkait. Mengingat, kendaraan roda 6 ke atas harusnya dilarang melintas di kawasan Batu Jomba. Saat ini, kendaraan roda 6 ke atas sudah masuk sebegitu beratnya ke kawasan Batu Jomba dan ia khawatir akses bisa terputus total.

“Karena kita tahu, (pembangunan) jalan tol di Tapsel itu tidak sampai. Misalnya, (jalan tol) dari Labuhan Batu tetangga kita itu, belok ke Riau. (Begitu juga) kereta api yang sampai ke Kota Pinang, Labuhan Batu Selatan, tetangga kita dari Paluta tidak juga sampai ke Tapsel. Maka, satu-satunya konektivitas utama kita di Tabagsel itu adalah jalan nasional Tarutung-Sipirok (Batu Jomba-Aek Latong) ini,” terang Bupati.

Dia juga mengakui bahwa, kondisi jalan di kawasan Batu Jomba ini puluhan tahun tak pernah selesai perbaikannya. Dan dari keadaan ini, sudah banyak sekali memakan korban jiwa. Pada 2011 masih diingat betul, bahkan masyarakat Tabagsel sampai trauma.

Di mana, telah terjadi peristiwa Bus ALS jatuh di Aek Latong, korban jiwa yang meninggal itu sampai 19 orang. Dan sampai saat ini pun, banyak sekali kejadian-kejadian kecelakaan yang memakan korban jiwa. Ia menyebut, jangankan puluhan korban, satu nyawa pun baginya sangat berarti.

“Karena itu, kami masyarakat Tabagsel berharap ini mendapat solusi yang sifatnya permanen,” tuturnya.

Dia juga memaparkan, pemerintahan Presiden Prabowo dalam banyak hal, yang belum sampai setahun menjabat, sudah banyak menyelesaikan persoalan puluhan tahun. Misalnya, soal mafia migas hingga tambang bisa diselesaikan.

Soal migas dan tambang saya mengerti sedikit. Karena, hampir 4 tahun (2016 sampai akhir periode 2019) saya Ketua Komisi DPR RI (membidangi migas dan tambang). Di mana, (persoalan mafia migas dan tambang) itu (sempat) tak tersentuh, di masa beliau (menjabat) saat ini, itu bisa kita saksikan bersama, (ada) kebocoran kerugian negara sampai 1 kuadriliun atau 1.000 triliun itu bisa ditambal kebocorannya,” urainya.

Begitu juga, tambahnya, Satgas Tambang ini juga akan segera jalan. Kemudian, Satgas Penertiban Kawasan Hutan (PKH) secara nasional 3,3 juta Hektar lahan sawit ilegal yang puluhan tahun tidak bisa dikuasai negara, di masa belum setahun Prabowo menjabat itu bisa diselesaikan, termasuk yang ada di Tabagsel.

Tentunya, aset-aset yang diambil negara ini hasilnya mungkin ratusan triliun rupiah bisa masuk ke kas negara melalui Danantara misalnya. Begitu juga penertiban tambang-tambang liar misalnya, menurutnya, bisa menambah pemasukan ratusan triliun rupiah ke kas negara. Memang tidak cepat, pasti butuh proses.

“Mungkin di APBN tahun depan, sudah masuk (penambahan) tapi kecil. Tapi di (APBN) 2027 kita berharap, pemasukan dari penyelamatan aset negara ini lebih maksimal. Nah untuk itu, kita berkeyakinan, mudah-mudahan di masa pemerintahan Pak Prabowo (persoalan jalan nasional Batu Jomba) ini bisa juga diselesaikan,” paparnya.

Belum lama ini, sebutnya, APBN di-sahkan. Tadinya, ia meminta tolong agar biaya pemeliharaan lebih besar, supaya alokasi anggaran untuk pemulihan kondisi jalan di Tapsel dan Tabagsel lebih baik ke depan.

“Karena, begitu masuk kita ke ibu kota Kabupaten Tapsel di Sipirok, jalannya keriting, gitu loh. Nanti mau masuk ke batas Tapsel ke Kota Padangsidimpuan, jalannya gelombang/keriting. Mudah-mudahan ini juga dapat perhatian,” tandasnya menutup.

Turut mendampingi Bupati, Kadis Perhubungan, Kalaksa BPBD, Sekretaris Perhubungan, Kabag Prokopim, Camat Sipirok, Kades Luat Lombang, babinsa dan bhabinkamtibmas.

Sumber : Prokopim Tapsel
(Dedi Tison).