Simalungun, NET24JAM.ID – Memasuki minggu ke dua metode pembelajaran tatap muka terbatas, banyak tanggapan dan atensi dari beberapa pihak, khususnya masyarakat Simalungun sangat mendukung karena sejak munculnya pandemi covid 19, pemerintah pun memberlakukan belajar mengajar sistem daring.
Namun para orangtua banyak mengeluhkan sistem pembelajaran tersebut yang dinilai kurang efektif mencerdaskan anak bangsa karena sistem daring yang menggunakan smartphone dengan konektivitas internet banyak disalahgunakan oleh anak anak tersebut.
Hal ini seperti yang disampaikan salah satu orangtua yang tak ingin identitasnya disebutkan kepada NET24JAM.ID, Senin (13/9/2021) saat mengantar anaknya disalah satu sekolah
“Mudah-mudahan berlanjut teruslah belajar tatap mukanya bang, biar betul betul belajarnya, jangan dikamar aja, alasannya ngerjain tugas, padahal tah apa apa yang ditontonnya,”bebernya.
Salah satu staf pengajar di salah satu sekolah Menengah Negeri yang enggan menyebutkan namanya juga berharap kegiatan belajar mengajar tatap muka terbatas dapat berlanjut dan krisis pandemik covid 19 cepat berakhir karena menurutnya sebagian besar pembelajaran daring banyak yang tidak memahami apa yang ditugaskan guru mereka
“Kasihanlah mas!? Selama ini pelajaran dan tugas yang kita berikan secara daring tidak difahaminya, karena saat ditanya kembali ketika tatap muka tentang pelajaran yang telah kita berikan, satupun tidak dapat dijawabnya,” ujarnya.
Tanggapan positif juga terlontar dari Hendra S. Sinaga, S.Kom anggota DPRD Simalungun yang juga penggiat pendidikan kepada NET24JAM.ID Senin (13/9/2021) sangat setuju dan mendukung pembelajaran tatap muka terbatas ini.
“Tentunya kita setuju dengan dilaksanakannya tatap muka, jika memang daerah di simalungun benar sudah dalam situasi zona hijau, dan walaupun dalam zona hijau setiap sekolah wajib dan harus tetap melaksanakan prokes ketat di sekolah masing masing terhadap siswanya, berdasar polling keinginan orang tua murid hampir 95% menginginkan anaknya melakukan tatap muka dalam proses belajar mengajar, tetapi itu pun kita tetap mengikuti peraturan yang ada,”ujar Hendra.
“Yang dimana kegiatan proses belajar mengajar hanya dari jam 8 sampe jam 10 aja, 2 jam saja dilaksanakan untuk keamanan siswa dari bahayanya covid,” pungkas Hendra.
(Bambang)