Foto : Prosesi pemakaman jenazah almarhumah.
Medan, NET24JAM – Rumah Sakit Umum (RSU) Haji Medan adalah rumah sakit milik Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Pemprovsu) yang berada di Kabupaten Deli Serdang.
Pada tahun 2022 lalu, Pemprovsu mengalokasikan Rp122 Miliar dari APBD tahun anggaran 2022, selain itu juga akan meminjam uang dari Korea Selatan guna meningkatkan RSU Haji Medan menjadi rumah sakit bertaraf internasional.
Akan tetapi, anggaran sebesar itu ternyata dinilai tidak sesuai dengan pelayanan yang efektif di RSU Haji Medan.
Hal itu disampaikan oleh Ustadz Martono kepada net24jam.id yang mengaku kecewa dengan pelayanan di RSU Haji Medan, Selasa (25/4/2023).
Ketua Umum Forum Kebhinekaan Indonesia Bersatu (FKIB) ini menceritakan kronologis jenazah perempuan bernama Maya Lita Yulianti seorang perempuan mualaf meninggal dunia di RSU Haji Medan.
“Almarhumah merupakan dari keluarga miskin yang tidak memiliki biaya untuk pelaksanaan fardhu kifayah, sebagaimana penetapan dari pihak RSU Haji Medan, dengan biaya sebesar Rp3 juta,” ujar Ustadz Martono.
Setelah berdialog dengan alot antara Ustadz Martono dengan petugas pemulasaran jenazah RSU Haji Medan, akhirnya disepakati biaya pemulasaran jenazah sebesar Rp1,5 Juta.
Usai disepakatinya biaya pemulasaran, ironisnya RSU Haji Medan tidak punya bilal mayit perempuan. Tentunya hal ini membuat Ustadz Martono kecewa dengan pelayanan di RSU Haji Medan.
“Sekelas rumah sakit pemerintah dan identik dengan Islam dan Islami, tidak memiliki bilal mayit perempuan? Sungguh sangat disesalkan,” ketus Ustadz Martono.
Tokoh masyarakat di Sumatera Utara tersebut, akhirnya membantu prosesi pelaksanaan fardu kifayah, mulai dari memandikan, mengkafani, mensholatkan dan memakamkan yang dilakukan oleh bilal mayit perempuan dari luar RSU Haji Medan.
“Dari RSU Haji Medan tidak ada bilal mayit perempuan. Sementara keluarga dari suami almarhumah menolak mengurusi jenazah almarhumah, sedangkan suaminya masih di dalam penjara. Hal ini sungguh sangat memprihatinkan” sebut Ustadz Martono.
“Saya berharap pemerintah lebih memprioritaskan pelayanan di RSU Haji Medan. Untuk apa meningkatkan menjadi rumah sakit bertaraf internasional, namun pelayanannya buruk dan tidak bisa dirasakan bagi masyarakat miskin. Terutama untuk bilal mayit laki-laki ataupun perempuan harus juga disiapkan,” pungkasnya.
(Ridwan)