foto : Tokoh Masyarakat Kecamatan Labuhan Deli, Batara Lubis.
Deli Serdang, NET24JAM – Kisruh pemerintahan di Kecamatan Labuhan Deli Kabupaten Deli Serdang Provinsi Sumatera Utara, semakin hari kian memanas.
Dikatakan demikian, masyarakat Desa Helvetia menilai Camat Labuhan Deli Eddy Saputra Siregar tidak mampu mewujudkan eksistensi Bupati Deli Serdang H. Ashari Tambunan, di tengah-tengah masyarakat Kecamatan Labuhan Deli berkaitan dengan implementasi, visi, misi, program kerja serta kebijakan dalam menjalankan pemerintahan di Kabupaten Deli Serdang Provinsi Sumatera Utara.
Hal itu disampaikan oleh masyarakat Desa Helvetia Kecamatan Labuhan Deli, Andi kepada wartawan, Selasa (7/2/2023).
“Saya membaca sikap arogansi Camat Labuhan Deli tanpa berpikir resiko yang bakal dia (Camat) ambil. Seharusnya Camat selaku pembina di Kecamatan Labuhan Deli bisa mengayomi,” ujarnya.
Tak hanya dari masyarakat Desa Helvetia, soal dugaan sikap arogansi Camat Labuhan Deli Eddy Saputra Siregar, sebelumnya juga menuai sorotan negatif dari Kepala Desa (Kades) Manunggal Mukhlisin.
Menurutnya, kinerja Camat Labuhan Deli dinilai baik. Namun, Mukhlisin menyesali sikap Camat Labuhan Deli terhadap jajarannya.
“Kinerjanya bagus, tapi terkadang arogannya itu terhadap bawahan,” papar Kades Manunggal kepada wartawan, Senin (6/2/2023) kemarin, di salah satu warung depan Kantor Desa Manunggal.
Menanggapi hal ini, tokoh masyarakat di Kecamatan Labuhan Deli, Batara Lubis turut angkat bicara menyahuti keterangan pers dari Kades Manunggal.
“Membaca pemberitaan di media tentang ungkapan Kades Manunggal yang menyatakan Camat Arogan, sebenarnya kita ingin meneliti pernyataan Kades itu,” ujar Batara, Selasa (7/2/2023).
Ketua LPM Desa Helvetia ini mengatakan, apabila dikembalikan kenangan ke belakang atas kejadian hari ini, saat itu pernah seluruh Kepala Dusun (Kadus) Se-Kecamatan Labuhan Deli diundang apel besar di belakang Citraland Helvetia tepatnya di Jalan Inspeksi Dusun I Desa Helvetia Kecamatan Labuhan Deli. Akan tetapi, ketika itu terjadi pengusiran tiga orang kepala dusun.
“Pengusiran tiga orang kepala dusun itu terjadi di depan-depan seluruh aparatur pemerintah dan UPT Se-Kecamatan Labuhan Deli,” ungkap Batara.
Selain itu, masih kata Batara, terjadi intervensi terhadap wadah silaturahmi kepala dusun yaitu grup Whatsapp Kadus, dan adanya kepala dusun dikeluarkan dari grup Whatsapp tersebut.
“Perintah kepada admin grup Whatsapp yang notabenenya Kepala Dusun V Desa Helvetia sufrizal untuk mengeluarkan Kadus X Desa Helvetia Doni Lubis dari grup. Besoknya, Camat Labuhan Deli yang sebelumnya pernah keluar dari grup itu, kembali masuk dalam grup Whatsapp kepala dusun dan menjadi admin grup,” sebutnya.
“Karena Doni Lubis komplain dikeluarkan dari grup Whatsapp, lalu Doni kembali dimasukkan ke dalam grup Whatsapp kepala dusun,” ujarnya kembali.
Lebih lanjut, Batara menerangkan, bahwa kemudian hari dengan kekuasaannya Camat Labuhan Deli diduga memerintahkan admin Sufrizal dengan menambahkan lagi admin grup Whatsapp dari Desa Manunggal.
“Diduga Camat memerintahkan lagi admin grup Whatsapp dari Desa Manunggal untuk mengeluarkan kembali Doni Lubis. Disini ada istilah manajemen Latto-latto,” lanjutnya.
Ternyata, masih kata Batara, Kepala Desa Manunggal Mukhlisin menilai sikap arogansi Camat Labuhan Deli, kemungkinan ini yang dimaksudnya.
“Mukhlisin tidak mampu menguraikan secara detail, mungkin ini yang dimaksudnya salah satu sikap arogan Camat Labuhan Deli. Jadi kita hanya melengkapi pernyataan Mukhlisin tentang sikap arogan Camat dan beberapa hal lain yang mungkin semua sudah tau tentang Camat,” pungkasnya.
(Ridwan)
