Palas, NET24JAM.ID – Memang sungguh luarbiasa kekacauan yang terjadi di Kabupaten Padang Lawas, hanya ditinggal beberapa bulan saja oleh TSO karena cuti sakit telah terjadi dugaan banyak penyimpangan, kali ini isu defisit anggaran sebesar 40 Milyar, akibatnya Siltap 303 desa se Padang Lawas sebesar 72 juta perdesa belum dibayar terhitung sejak September sampai Desember 2022
Dengan belum diterimanya Siltap tersebut membuat ribuan pegawai belum menerima honor dan program kerja 303 desa sepadang lawas menjadi terbengkalai, bahkan informasi yang didapatkan NET24JAM.ID, Uang Tunjangan ASN pun belum dicairkan
Hal ini disampaikan salah satu pegawai yang identitasnya tak ingin disebutkan kepada NET24JAM.ID, Selasa (3/1/2023)
“sejak bulan September kemarin kami.belum gajian mas, ya kami tidak tau apa kendalanya, yang pasti siltap desa kami sebesar 72 juta perbulan sejak september 2022 belum kami terima,” ujarnya
Menanggapi hal ini ketua PD. Satgas Joti Padang Lawas Erwin Ramlan Lubis angkat bicara, bahwa Kas Keuangan Kabupaten Padang Lawas dari info yang ia dapatkan defisit anggaran sebesar 40 milyar
“infonya, kas daerah defisit anggaran 40 milyar mas, sehingga bisa jadi ini yang membuat Siltap 303 desa se Padang Lawas belum terbayar, bahkan tunjangan para ASN tidak bisa dicairkan,”jelas lubis
Lebih lanjut lubis meminta BPK dan KPK untuk turun dan memeriksa penggunaan anggaran keuangan Kabupaten Padang Lawas agar masyarakat puas dan tidak terjerumus kedalam fikiran fikiran yang buruk
“ya, sudah bisalah BPK atau KPK turun kepadang lawas, agar masyarakat tau dan puas apa sebenarnya yang terjadi mengapa Siltap 303 desa sepadang lawas belum di bayar,”ungkap lubis
Sementara Plt Kadis Badan Pengelola Keuangan Aset Daerah Padang Lawas Pajar saat dikonfirmasi NET24JAM.ID Selasa (3/1/2023) melalui pesan whatsapp terkait belum dibayarnya Siltap 303 desa tersebut menjawab
“Sudah kita proses bg, sp2d sudah terbit, dan dokumen rtgs sudah kita kirim ke bank sumut, bank sumut lagi memprosesnya bg. Kita usahakan dari bank sumut selesai semua.”pungkas pajar
(Bambang)