Labuhanbatu, NET24JAM – Masyarakat Desa Tanjung Medan Dusun Tanjung Baringin dan Dusun Tanjung Kecamatan Bilah Barat Kabupaten Labuhanbatu meminta pemerintah Kabupaten Labuhanbatu agar segera tindak lanjuti Jembatan Penghubung Dusun Tanjung Baringin, Rabu (22/2/2023).
Dengan adanya pembangunan jembatan Desa Tanjung Medan Dusun Tanjung Baringin yang tidak kunjung selesai membuat masyarakat setempat merasa resah akibat jembatan tersebut belum selesai padahal pembangunan jembatan tersebut proyek dana APBD tahun 2022 dengan anggaran 991.441.441.44 di kerjakan CV Mutiara Kasum.
Jembatan itu penghubung Dusun Tanjung Baringin dan Tanjung Mangedar sehingga masyarakat setempat merasa resah dikarenakan mereka harus melalui jalur air akibat jembatan tersebut sampai saat ini belum selesai.
Mendapat Informasi tersebut, awak media meninjau lokasi dan melihat kondisi bangunan jembatan itu, ternyata informasi diterima benar adanya jembatan yang di bangun dengan Dana APBD Tahun 2022 sampai saat ini Februari Tahun 2023 belum selesai.
Belum sampai disitu awak media menelusuri menggali informasi kepada masyarakat sekitar pembangunan jembatan tersebut apa kendala sehingga jembatan tersebut belum selesai.
Awak Media bertanya kepada salah seorang warga Tanjung Mangedar, Ridwan Hasibuan yang sering melintasi jalan ini untuk mengantar anaknya ke sekolah di Dusun Tanjung Baringin.
“Susah jadinya kami bang tengoklah jembatannya belum siap padahal kami sangat gembira dengan adanya jembatan ini dapat mempermudah kami untuk mengantar anak ke sekolah, mengeluarkan hasil kebun kami dan juga kami tidak melintasi lagi melalui jalur air,” ucapnya berharap.
Usai mendapat keluh kesah dari warga Tanjung Mangedar, awak media melanjutkan penelusuran menemui salah seorang warga Tanjung Baringin, yakni tokoh masyarakat bernama Hotman Nasution.
“Kami dari masyarakat Desa Tanjung Medan terutama dari Dua dusun Tanjung Baringin dan Tanjung Mangedar meminta agar pemerintah Kabupaten Labuhanbatu untuk secepatnya menyelesaikan Jembatan penghubung antara Tanjung Baringin dan Tanjung Mangedar dikarenakan kami menjadi susah harus melalui air itu kalau tidak air naik tapi kalau air naik anak-anak Tanjung Mangedar yang mau ke sekolah tidak jadi sekolah dan yang terlebih lagi hasil kebun mereka tidak dapat diangkut,” terangnya kepada awak media.
(Julip Ependi)